proposal rumah singgah



v PENDAHULUAN
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Telah suda disaksikan pelepasan Belenggu Penjajahan dan keterpurukan dari tangan para Aktivis Bangsa yang mengantarkan Kemerdekaan yang telah berjalan hingga sekarang ini.
Sebuah Bangsa yang kaya akan Sumberdaya Alam dan budayanya, telah mampu menyilaukan mata dunia hingga menstimulasi jiwa Penduduk Asing untuk meneliti bahkan mempelajarinya.
Itulah kekayaan yang menghaturkan kebanggaan sederhana dan selalunya dibesar besarkan untuk menutup- nutupi keterperosokan Negeri ini. Kemerdekaan adalah kalimat sakral yang sangat agung jika dilontarkan oleh para pemuda yang notabenenya sebagai Agen Pembaharu atau biasa disebut Kaum Revolusioner itu.
Dari sanalah kita kemudian menemukan kebebasan yang semu ini, meski sesungguhnya Jiwa Perjuanagan mereka tak dapat disangsikan yakni meraih kebebasan yang Hakiki tentunya, untuk generasi sekarang ini bahkan yang akan datang. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang melangkah dengan dasar aturan Perundang-undangan berdiri sebagai Negara Hukum yang bernafaskan Pancasila telah mengikrarkan sebuah perdamaian dan kesatuan dalam Kultur serta Agama yang berbeda-beda. Inilah keindahan yang memukau di mata Dunia, sebuah panorama Etnis yang beragam dan menghadirkan Khadzanah baru serta mampu menafsirkan sebuah keunikan suatu bangsa.
Sebuah Semboyan yang harusnya selalu menjadi Falsafah para penerus Kemerdekaan ini, kalimat padat makna dan khas akan Filosofi yang tertuang dari seorang Tokoh Proklamator tak lain adalah Bung Karno selaku Presiden pertama Republik Indonesia yang berbunyi “Kutitipkan Bangsa Ini Kepadamu” sungguh satu kalimat yang tidak mempunyai batas kajian dan tolak ukur yang menjadi satuan makna untuknya,
Menitipkan sebuah Bangsa kepada siapapun yang mendengar kalimah ini,
Akankah kebebasan ini terus menerus berlaku objektif pada segenap Rakyat Indonesia.....?
Kalimat tersebut dapat diartikan secara parsial bahwa Negeri ini belum seutuhnya mencapai esensi Kemerdekaanya, sebagaimana pernyataan Bung Hatta yang juga tergolong salah satu Bapak Proklamator itu menyatakan bahwa “Indonesia Hanya Mampu Merdeka Secara Fisik, Namun Tidak Dapat Mencapai Jiwa Kemerdekaanya”.
Telah menjadi realita, timbunan kemelaratan yang memadati pinggiran jalan dan tragisnya bahkan Bangsa ini sendiri tak mampu meredam pertumbuhan populasi anak jalanan itu.
Beberapa stetment yang dilontarkan sebagai sarana penanggulangan Bencana Kemanusiaan ini, baik itu berupa program maupu sebuah kerangka berfikir yang disusun secara lmiah dan terukir rapi pada beberapa karya Buku-buku Ekonomi.Rumusan dan penjabaran angka - angka yang sangat detail itu ternyata hanya sebuah spekulasi yang cukup membuat para kalangan Borjuis itu tersenyum rapi, dengan angkuh mereka telah bersorak akan sebuah kesuksesan berangan, bahwa teori Penetasan Kemiskinan itu mampu diluncurkan dengan selamat tanpa peduli dimana letak sasaran, yang diincar hanyalah Anggaran Negara dapat terkucurkan guna memenuhi kantong – kantong Keserakahan itu. lagi-lagi semua itu hanya menjadi alibi untuk meredam sebuah Pergerakan para Kaum Revolusioner, bahwasanya lambat-laun semua akan kembali pada apa yang telah disusun Pemerintah.
Jika kami bersorak akan tuduhan pengkebirian, etika dan sekte pemikiran serta syarat akan tuduhan pembangkangan yang bergulir dari bibir indah mereka dengan tiada hentinya yang ditujukan pada Kami, maka gerakan itu pun disalahkan dan lahir sebuah jawaban bahwa bukan Pemerintah yang patut disalahkan, namun masyarakat itu sendirilah yang tidak mampu mengkonsumsi Program tersebut sebagai suplement Penuntasan Kemiskinan.

v LATAR BELAKANG
Dengan menyimak realita yang hingga kini masih menjadi salah satu pemandangan di beberapa pinggiran jalanan Kota khususnya Kota Kendari, Muda-Mudi yang tidak memiliki kejelasan nasib serta hidup terlunta-lunta bahkan meminta-minta adalah salah satu kegiatan yang rutin dilakukannya demi mempertahankan hidup di Kota berkembang ini yakni Kota Kendari.
Hal demikian bukanlah sebuah Kutukan atau harapan mereka, namun ketidakmampuan Ekonomi serta kekurangan Sumberdaya-lah yang mengantarkan mereka turun ke jalan dan menjadi sebuah pemandangan konyol bagi beberapa kalangan remaja yang berada dalam lingkaran kemapanan.
Setelah jatuh dan terpuruk dari persaingan hidup, mereka yang kemudian melihat dan memaknai Kecanggihan Teknologi tidak dengan kaca mata Akademisi, dan bahkan akal mereka pun tidak mampu mengarahkan mereka ke tempat yang lebih baik, bahkan tragisnya hal demikian berpotensi menimbulkan tindakan-tindakan bernuansa Kriminalitas.
Kami mengutip realita sebuah sejarah Peradaban, bahwa sesungguhnya Peradaban Pendidikan bukanlah peradaban pertama yang ada, namun Peradaban sebelum Pendidikan adalah dimana Manusia dihadapkan dengan Pengetahuan Alam yang mendesak mereka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baru tanpa melalui tahapan pendidikan formal dan kemudian dibudayakan dalam keseharianya. Hal tersebut sejalan dengan sebuah kesimpulan bahwa Ilmu selalu mengalami Perkembangan.
Berdasarkan hal itu, maka patut kiranya kita menyimpulkan bahwa Dunia Sekolah bukanlah satu-satunya sarana untuk menimba Ilmu Pendidikan, namun hasil studi dan pengalaman beberapa Ilmuwan yang terukir pada buku karya ke-ilmuan juga menghadirkan beberapa item yang Mendidik secara mental.


Oleh karena itu, sesungguhnya cara lain yang patut digunakan untuk mengubah pemikiran bobrok ke arah berpikir Ilmiah pada Muda - Mudi saat ini bukan hanya dengan Sekolah, namun dengan membudayakan Cinta Baca dan Diskusi, kita mampu memulihkan Efalase atau kesalahan berpikir yang kini ditularkan bahkan dibudayakan.
Dengan membaca, kita mampu berkontenplasi dan mengasah Pemikiran serta mengantarkan kita dalam sebuah pengkajian singkat sehingga menumbuhkan rasa penasaran tinggi. Hal yang demikian itu berpotensi membuat pribadi kita candu akan Membaca.
Akan lebih baik pula kiranya jika hasil bacaan tersebut kemudian dihaturkan pada sebuah lingkaran diskusi dan kajian, tentunya dengan bimbingan para Ahli, sehingga lambat laun akan membentuk Komunitas yang lebih kompeten dan cerdas serta lebih disiplin dalam bertindak dan berkreasi.
Berangkat dari sebuah realita, kita telah banyak menyaksikan kalangan Tokoh Birokrasi RI yang tingkat legalitasnya dalam dunia Pendidikan sangat minim, misalnya salah satu Menteri RI dimasa Rezim Presiden Soeharto yakni Bapak Harmoko, dengan Ijazah SLTA beliau dapat menjadi salah satu Kabinet di Era itu, dan banyak lagi Tokoh lainya sebagai tolak ukurnya.
Hal demikian telah membuktikan bahwa Bangku Sekolah bukanlah satu-satunya penyelamat Umat dari Kebodohan, namun penyelamat Kebodohan Umat itu tak lain adalah dukungan Pemerintah dalam merangsang Generasi Muda agar lebih progresif menjemput Ilmu Pengetahuan.
Mengutip sebuah pernyataan Tokoh Politisi kontentporer yakni Bapak Suryapalo bahwa “Negara Repoblik Indonesia Lebih Banyak Melahirkan Kader Politisi Ketimbang Kader Yang Ber-Jiwa Kebangsaan” hal ini tentunya bisa menjadi pusat perhatian dan sangat berpengaruh dalam kehidupan Sosial Masyarakat khususnya Kalangan Remaja, yang melahirkan sebuah kesimpulan bahwa tolak ukur Kesuksesan adalah sebuah pencapaian Jabatan atau dengan meraih kedudukan Politik dan sejenisnya, sehingga memangkas kreatifitas mereka untuk turut bergelut dalam lingkaran kajian Ilmu dan Pendidikan.
Hal inilah yang kini sangat mendominasi warna bepikir kalangan Remaja, meskipun sebenarnya itu sangat keliru.
Dengan Membudayakan Baca serta Diskusi, mereka akan mampu menggalih inspirasi untuk berkaria atau berusaha menghadirkan pola- pola baru dalam menciptakan peluang Ekonomi, misalnya ber Wira Usaha atau mengola kegiatan Industri Mikro bahkan Kerajinan Tangan dan Kesenian, yang lebih baik.
Jika rutinitas Kaum Pemuda dan Pemudi Bangsa tetap ber oreontasi dengan hal-hal yang positif tersebut, tentu dengan sendirinya Negara Republik Indonesia akan mampu mencapai Kemerdekaan Rohaninya, bahkan memberi nilai tawar baru pada Peradaban yang akan datang di Dunia Internasional.
Dukungan serta perhatian Pemerintah sangat dibutuhkan dalam menetaskan pola penumbuhan kesadaran membaca terhadap Generasi Penerus ini, serta bantuan tangan-tangan Organisatoris baik dari kalangan Muda maupun Tua sebagai penggerak utamanya tentu akan mampu meminimalisir secara perlahan dan pasti, bahkan mampu memangkas simbol keterpurukan bangsa yakni kekurangan Sumber Daya Manusia itu.

v TUJUAN KEGIATAN DAN ANALISIS MASALAH
Tujuan kegiatan tidak lain adalah ikut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa serta meredam Pengengguran dan kemalasan yang diakibatkan kurangnya Ilmu Pengetahuan serta rendahnya SDM terkhusus Kaum Pemuda yang kian lama kian terpuruk.
Regradasi Moral pada Kaum Pemuda tepatnya kalangan Remaja dikarenakan beberapa hal, antara lain adalah pengaruh kesalahan dalam menanggapi atau mengknsumsi Perkembangan Teknologi Moderen, mengantarka kehadiran Budaya Bobrok dalam lingkungan saat ini, baik lingkungan Masyarakat Umum bahkan lingkungan Pendidikan.
Efek dari sebuah Perkembangan Teknologi yang merubah cara berpikir kalangan Remaja menjadi lebih pragmatis dan serba praktis,
contoh : dalam lingkungan Pendidikan Era Klasik, Mahasiswa saat diberi tugas oleh Dosen, wajib tentunya untuk melalang buana membaca beberapa Buku yang bertujuan mencari sebuah kesimpulan untuk menemukan jawaban dari tugas yang diberikan.
Saat ini dimana generasi muda dihadapkan dengan Kecanggihan Teknologi, jika diberi tugas Pendidikan maka dengan praktisnya segala pertanyaan dapat dijawab hanya dengan Mengakses beberapa Website misalnya Google.
Al hasil, hadirlah sebuah kesimpulan bahwa Kecanggihan Teknologi ternyata sangat mempengaruhi pola berfikir Kaum Mud- Mudi ini, sehingga secara perlahan menggiring mereka dalam pemikiran yang super instant, yang efeknya antara lain adalah kurangnya Optimisme untuk menghadapi sesuatu perkara jika telah menemukan kegagalan didalamnya.
Lahirnya Spesimis atau dalam Bahasa Indonesianya biasa dikenal dengan putus asa dalam menghadapi beberapa persoalan sangat memangkas kreatifitas Generasi penerus Bangsa ini, dan lebih memilih berkiblat pada Budaya luar yang nyata-nyata sangat bertolak belakang dengan kultur Bangsa Indonesia itu sendiri.
Budaya Membeca dan Diskusi adalah salah satu aspek penting untuk mengembalikan Kecerdasan dalam ber analisis serta berfikir lebih teliti.
Melatih konsentrasi dengan selalu memfokuskan diri pada beberapa teori yang tertulis dalam beberapa buku ke Ilmuan, adalah salah satu bentuk terapi sehat agar lebih memper cepat pembentukan jaringan pada Otak Manusia. Dengan membaca, kita dapat menyelamatkan Kaum Muda - Mudi yang kurang ber untung untuk turut menyempatkan diri menuntut Ilmu di Bangku Pendidikan serta terlepas dari latar belakang Ekonomi tentunya.
SDM, adalah hal yang sangat urjen tentunya untuk dikembangkan tanpa luput dari perhatian Pemerintah, namun demkianlah yang kini terjadi semua berjalan tidak sebagaimana mestinya.
Beberapa kalangan Remaja dan Anak-anak masih banyak berserahkan dengan gaya hidup paksa Moderen dan melupakan kodratinya, tak lain disebabkan kurangnya kesadaran untuk menyentuh dunia Pendidikan serta mengenal beberapa Ilmu dan Pengetahuan  dengan beberapa faktor sebagai penyebabnya antara lain :
1.    Faktor Ekonomi
Mereka yang tidak turut serta mencicipi Bangku Pendidikan bukan dikarenakan ketidak sadaran akan penitngnya Pendidikan tersebut, namun tuntutan Ekonomi sehingga lebih memilih menyiapkan diri sebagai kuli bagunan dan bahkan pengamen guna mencari tambahan penghasilan untuk menghidupi keluarganya;
2.    Faktor Lingkungan
Lingkungan adalaha salasatu aspek penting yang menjadi penentu terbentuknya Sumber Daya Manusia , sebgaimana yang tertuang dalam salah satu Buku berjudul Smart Braind karia Drs. Suroso bahwa “Selain Faktor Genetika, Lingkungan Juga Sangat Menentukan Pembentukan Jaringan Otak Pada Manusia”. Sebua hipotesa yang bisa disimpulkan berdasarkan realita lapangan saat ini adalah terjalinya hubungan  persaudaraan yang membewa kenyamanan tersendiri pada beberapa kalangan Remaja dalam lingkungan yang cacat etika dan estetika. Meskipun terlahir dari keluarga yang berkecukupan namun suasana keharmonisan dalam keluarga yang tidak mendukung mampu membuat mereka terlibat dalam sebuah pergaulan yang didominasi oleh kalangan minoritas sehingga turut menggeluti sekte pemikiran yang keliru dan ber ujung sama yakni kemalasan untuk menuntut Ilmu Pendidikan;
3.    Faktor Kejenuhan
Kejenuhan terhadap Dunia Pendidikan sering terjadi pada beberapa kalangan Remaja yang menganggap bahwa Sekolah adalah sebuah gedung yang hanya mempertemukan mereka dengan beberapa tugas yang tidak penting dan membosankan, ditambah lagi doktrin Guru yang dianggapnya sangat tidak rasional untuk diterima, sehingga lebih memilih untuk mencari lingkungan baru untuk menemukan kenyamanan, dan hal demikian berpotensi menyebabkan kesalahan penempatan pilihan dan ber ujung regradasi Moral pada anak itu sendiri.

Dari beberapa hal itulah, patutnya kita berangkat utuk lebih ber kontenplasi memecahkan persoalan pengangguran dan kemiskinan Ilmu yang mengantarkan Kebobrokan Ide dan kreasi pada Generasi Penerus Bangsa Indonesia. Penting tentunya untuk melahirkan beberapa Pola yang mampu mengatasi hal tersebut, dimana seharusnya menjadi beban utama beberapa Organisasi Kemasyarakatan khususnya yang ber ada dalam lingkaran Bumi Anoa Propinsi Sulawesi Tenggara ini. Dengan menciptakan kerangka yang Unik dan Pola pendekatan yang mudah serta mapu menghasilkan estimasi kesuksesan yang dominan, tanpa luput dari dukungan serta perhatian penuh Pemerintah setempat untuk mengurangi Bencana Kebodohan pada kalangan Remaja saat ini.
Demikianlah yang seharusnya dilakukan agar semua Program Penetasan Kemiskinan yang relefan terhadap Dunia Pendidikan dapat terwujudkan, serta program yang digulirkan Pemerintah tepat sasaran dan berjalan lebih kondusiv.

v BENTUK PERMOHONAN
Bentuk permohonan kami adalah Permohonan Bantuan Pengadaan Sekretariat  Rumah Singgah, Agar proses belajar dapat berjalan lebih evektif untuk membentuk Komunitas Baca dan Diskusi terkhusus Kaum Muda - Mudi yang tidak mencicipi Bangku Sekolahan. Perlu juga kiranya mengadakan rumah singgah sebagai fasilitas utama mereka mendiskusikan hasil bacaan dan menyatukan diri dengan Pola Pendidikan yang lebih mudah dan sederhna.

v SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan difokuskan pada kaum Muda - Mudi dan Anak - Anak Putus Sekolah yang ber ada di sekitaran Kota Kendari.

v JENIS - JENIS KEGIATAN
1.      Bimbingan Belajar dan Diskusi ke Ilmuan;
2.      Kegiatan ke Agamaan;
3.      Pengenalan Keterampilan dan Bimbingan Karia;
4.      Penyelenggaraan Lomba Karia Tulis dan Kegiatan ka Agamaan;
5.      Bakti Sosial;
6.      Pelatihan dan Bimbingan Kewira Usahaan (Mengundang Ahli Sesuai Bidangnya);
7.      Bimbingan dan Pelatihan Bidang Kesenian (Mengundang Ahli Sesuai Bidangnya).

v RINCIAN KEBUTUHAN DAN ANGGARAN
Terlampir
v SUSUNAN PANITIA PENGADAAN RUMAH SINGGAH
Terlampir
v LEGALITAS ORGANISASI
Terlampir.
v DATA DIRI PANITIA PELAKSANA
Terlampir.

Ø Lampiran I
Tabel Rincian Kebutuhan Dan Anggaran
No
Nama Barang
Satuan
Keterangan
Harga (Rp)
Jumlah
Totalharga(Rp)
1.
Gedung
Buah
Sewa/Tahun
8.000.000,00
1
 8.000.000,00
2.
Papan Tulis
Buah
Beli
200.000,00
3
600.000,00
3.
Meja Belajar
Buah
Beli
300.000,00
30
9.000.000,00
4.
Kursi Belajar
Buah
Beli
250.000,00
30
7.500.000,00
5.
Komputer
Unit
Beli
7.000.000,00
2
14.000.000,00
6.
Lemari(Rak)Buku
Buah
Beli
2.000.000,00
5
10.000.000,00
7.
Kertas HVS
Rim
Beli
40.000,00
3
120.000,00
8.
Printer Schan
Unit
Beli
1.500.000,00
1
1.500.000,00
9.
Seragam Kesatuan
Lembar
Beli
120.000,00
30
3.600.000,00
10.
Buku Tulis
Lusin
Beli
120.000,00
5
600.000,00
11.
Spidol
Buah
Beli
20.000,00
10
200.000,00
12.
Hospot
-
Sewa/Bulan
3.000.000,00
1
3.000.000,00
13.
Dana tak terduga
-
-
-
-
5.000.000,00
Total Keseluruhan
 Rp 63.120.000,00 (Enampulu Tigajuta Seratus Duapuluribu Rupiah)

Ø Keterangan Tambahan :
 Selaku pengenalan secara langsung kepada seluruh Element Masyarakat Kota Kendari dan merupakan salasatu strategi tambahan untuk melakukan konsolidasi tambahan peserta Komunitas Baca dan Diskusi Kaum Muda- Mudi ini, maka segenap Pengurus Rumah Singgah nantinya akan melakukan Penggalangan Buku Bacaan langsung ke Rumah - Rumah Warga se Kota Kendari, tanpa menentukan jenis Buku Bacaan.
Hal demikian bertujuan agar kegiatan ini mendapatkan tambahan motifasi serta dukungan Do’a dari segenap Masyarakat Propinsi Sulawesi Tenggara terkhusus Kota Kendari.

Ø Donatur Penunjang :
·      Pihak Pemerintah;
·      Pihak BUMN;
·      Pihak BUMS;
·      Seluruh Element Masyarakat Indonesia, baik secara indifidu maupun kolektif yang bersifat bebas atau tidak mengikat serta ikhlas dan halal tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.





Ø Lampiran II

Daftar Panitia Pelaksana

·           KETUA                                                                  : ISMAIL YUSHAR;
·           SEKRETARIS                                                       : MERY WAHYUNI HEWE;
·           BENDAHARA                                                      : NOVITA KUMALA SARI;
·           BIDANG SARANA DAN PRA SARANA        : KARIM DARMAWAN;
·           BIDANG PEMANTAU KEGIATAN                  : AWAL HADI PURWA;
·           BIDANG KEAGAMAAN                                               : ISKANDAR NURDIN;
·           BIDANG KESENENIAN                                                : ADITYA NUGROHO;
·           BIDANG PELAYANAN DAN KONSULTASI            : MAMANG HERDIANSAH.


Panitia Pelaksana
Pengadaan  Rumah Singgah
Kota Kendarai :



ISMAIL YUSHAR                                                               MERY WAHYUNI HEWE
         KETUA                                                                                   SEKRETARIS

Menyetujui
Pengurus Organisasi Pemerhati Masyarakat
Sulawesi Tenggara
 (OPM-Sultra) :



BRAM BARAKATINO                                                                   HARTIN MARIS
      KETUA UMUM                                                                     SEKRETARIS UMUM







SURAT PERMOHONAN
NO : 01/B/PAN-PEL/09/09/2015


Kepada
Yth. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Tenggara
Di-
Kendari.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Sehubungan dengan Rancangan Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan dengan metode Pendidikan  Luar Sekolah yang berjudul “Rumah Singgah Kota Kendari”, kami segenap Panitia Pelaksana Pengadaan Rumah Singgah Kota Kendari mengharapkan bantuan Anggaran Pengadaan Sekretariat dan Peralatan Belajar.
Mengingat aka pentingnya kegiatan tersebut, dikarenakan peningkatan jumlah kalangan remaja dan anak-anak usia dini yang kurang akan kesadaran pentingnya Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan.
Untuk itu, atas segala kekurangan dan keterbatasan, kami harapkan pihak Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Tenggra dapat memberi perhatian serta bantuan moril maupun materi guna mengsukseskan gagasan ini.
Atas segala perhatian yang diberikan, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Kendari 09 September 2015


Panitia Pelaksana
Pengadaan  Rumah Singgah
Kota Kendari :



ISMAIL YUSHAR                                                               MERY WAHYUNI HEWE
         KETUA                                                                                   SEKRETARIS



Comments

Popular posts from this blog

"ASRUN DAN LILIS RAJIN KEPASAR"

DATA DIRI HASAN JUMADIN